Aset Kripto Mulai Dilirik Sebagai Investasi Menarik untuk Saat Ini dan Masa Depan

Akhir-akhir ini, aset kripto seperti bitcoin semakin viral dan menunjukkan tajinya kepada banyak orang di dunia. Bagaimana tidak, bitcoin sempat mencapai angka lebih dari Rp 700 juta rupiah per 1 bitcoin. Hal ini membuka mata banyak orang untuk melirik aset kripto sebagai investasi alternatif. Sepanjang bulan Desember tahun lalu saja, tren bullish Bitcoin terus menggema. Dan berlanjut di tahun 2021 dengan kembali mencapai ATH baru di angka US$57 ribu pada 20 Februari 2021.

Menggilanya harga aset kripto ini juga dipicu dari berbagai perusahaan di luar yang sudah mulai melirik aset kripto sebagai alat pembayaran alternatif di masa depan. Mulai dari tesla yang membeli Bitcoin dengan nominal Rp 21 triliun. Ada juga MicroStrategy yang juga membeli Bitcoin senilai US$ 900, Twitter yang berencana untuk melakukan penggajian karyawan dengan bitcoin, hingga Uber yang sudah melirik aset kripto sebagai metode pembayaran layanan mereka.

 

“Konsep Bitcoin sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008 dimana banyak orang mulai kehilangan kepercayaan kepada centralize party. Aset kripto seperti Biotcoin sendiri menggunakan teknologi Blockchain di dalamnya sehingga lebih aman. Teknologi blockchain sifatnya immutable, yaitu tidak bisa rusak karena data yang ada di dalamnya tersimpan dengan aman dan tidak bisa dihapus. Alasan kedua adalah minim risiko sehingga dapat mencegah kasus penipuan. Dan ketiga adalah blockchain sifatnya desentralisasi, sehingga hampir tidak ada biaya tambahan yang keluaa,” ujar Teguh Kurniawan Hamanda, COO Tokocrypto, Selasa, 23/2/2021.

Guna menjembatani para penggemar kripto di Indonesia, Tokocrypto pun hadir dan mulai beraktivitas pada tahun 2018. Tokocrypto sendiri didirikan dari orang-orang penggemar kripto yang memiliki keyakinan dari manfaat yang ditawarkan oleh teknologi Bitcoin.

Pasar Kripto di Indonesia

Indonesia bisa menjadi pasar yang kuat untuk pasar kripto. Hal ini bisa dilihat dari sisi demografi akses perbankan di indonesia. Hingga tahun 2019, hanya 42 juta orang di Indonesia yang mendapatkan akses di perbankan. Masih ada 92 juta orang lainnya yeng belum memiliki akses perbankan dan 47 juta orang yang memiliki rekening di bank tetapi tidak mendapatkan akses layanan perbankan yang komplit. Selain itu, pasar smartphone yang terus tumbuh di Indonesia juga menjadi pertimbangan yang menarik mengapa aset kripto bisa memperoleh peluang yang baik di Indonesia.

“Ada 4 poin kelebihan Tokocrypto dibandingkan platform lainnya. Yang pertama adalah likuiditas yang lebih bagus sehingga transaksi perdagangan berjalan dengan lancar. Kedua adalah jumlah token atau koin yang dirilis semakin bertambah, sehingga mambuat Tokocrypto menjadi yang paling masif dibandingkan platform lainnya. Ketiga adalah adanya teknologi Binance Cloud. Dan keempat adalah penggunaan teknologi keamanan terkini dari Binance Cloud dalam platform Tokocrypto, ujar Adytia Raflein selaku Head of Marketing Tokocrypto.

Walaupun memiliki peluang yang besar di Indonesia, akan tetapi aset kripto juga memiliki tantangan perkembangan. Salah satunya adalah fluktuasi harga aset virtual pada kategori tertentu. Selain itu minimnya edukasi mengenai aset virtual juga menjadi salah satu penghambat.

Industri-industri yang terkait aset kripto juga masih banyak yang belum memahami industri aset virtual. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Tokocrypto untuk selalu mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai aset virtual ini.

 

Bagikan Berita :