Dua Insan Perfilman Indonesia Dukung #77PortraitAnakBangsa
Industri film di Indonesia kian meningkat dengan banyaknya deretan film lokal yang semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Apalagi kini genre film lokal tak hanya melulu mengangkat kisah drama atau horor, sebaliknya banyak judul film lokal yang menarik untuk ditonton bahkan pemutarannya terbilang sukses. Selain itu, aktor, aktris dan sinemas dalam negeri juga semakin kreatif dalam memunculkan ide-ide film yang segar.
Bicara tentang industri perfilman Indonesia tak bisa dilepaskan dari nama Slamet Rahardjo. Aktor senior kelahiran 1949 ini seolah menjadi jaminan film yang dibintanginya bakal sukses di pasaran. Selain sebagai aktor, Slamet Rahardjo merupakan seorang sutradara, penulis skenario, dan produser film Indonesia.
Sepanjang kariernya, kakak kandung dari penata musik dan politikus Indonesia, Eros Djarot, ini telah memulai karier di bidang perfilman sejak tahun 1971. Dia telah menerima berbagai penghargaan, dinominasikan untuk Piala Citra Festival Film Indonesia, di antaranya untuk Aktor Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik, Penata Musik Terbaik, Penulis Skenario Terbaik dan Sutradara Terbaik. Setelah bertahun-tahun berkecimpung di dunia perfilman, Slamet Rahardjo tidak pernah meminta dipilih untuk memainkan suatu peran dalam film, tapi ia sendiri yang akan memilih peran dan film tersebut.
Pria bernama lengkap Slamet Rahardjo Djarot ini memiliki penilaian atau standar tersendiri dalam memilih film. Dia menilai film sebagai kehidupan yang memiliki banyak ilmu di dalamnya. Menurutnya, kehidupan yang memiliki banyak ilmu itu adalah cerminan kualitas hidup sehingga harus terus dijaga.
Alasan Slamet Rahardjo tetap eksis dalam dunia film di usianya yang menginjak 73 tahun bukan karena ingin tetap eksis dan populer. Sebaliknya, Slamet Rahardjo ingin menjaga tujuan awal dirinya masuk ke dunia film yang erat dengan kehidupan, ilmu, dan kualitas hidup.
Tak hanya Slamet Rahardjo, sutradara muda kelahiran tahun 1992, Wregas Bhanuteja juga menjadi perbincangan hangat setelah ia merilis film ‘Penyalin Cahaya’. Berkat film ini, ia berhasil meraih penghargaan dari 17 nominasi di Festival Film Indonesia 2021, salah satunya kategori Sutradara Terbaik dan Penulis Naskah Asli Terbaik. Nama Wregas sudah ikut serta di berbagai festival film internasional, salah satunya Festival Film Internasional Berlin 2015 yang menjadikannya dinobatkan sebagai sutradara termuda.
Pria bernama lengkap Raphael Wregas Bhanuteja ini mencatatkan namanya sebagai sutradara Indonesia pertama yang memenangkan penghargaan Cannes Film Festival 2016 melalui film pendeknya berjudul “Prenjak”. Kemudian, Festival Film Internasional Busan 2021 mengundang Wregas Bhanuteja setelah debut film panjang pertamanya, Penyalin Cahaya atau Photocopier, yang berkompetisi dalam kategori New Currents. Film yang dibintangi Shenina Cinnamon ini juga ditayangkan perdana melalui festival film terbesar di Asia tersebut. Film Penyalin Cahaya sendiri juga menang Film Cerita Panjang Terbaik. Bahkan, film tersebut memborong 12 Piala Citra, termasuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik.
Kedua anak bangsa yang sudah berkontribusi besar di dunia perfilman Indonesia sehingga menjadikan mereka layak masuk dalam jajaran 77 Portrait Anak Bangsa. Semua ide kreatif, perjuangan, dan kisah inspiratif mereka pun direkam dalam sebuah foto dan video portrait yang diabadikan dengan kamera OPPO Reno8 Pro 5G dalam kampanye #77PortraitAnakBangsa. Perangkat tertinggi dari seri Reno8 ini dilengkapi dengan NPU MariSilicon X yang dipadukan dengan Dual Sensor Sony Flagship untuk membawakan pengalaman baru dalam fotografi dan videografi terutama pada malam hari.
Tak hanya memiliki kemampuan kamera sinematik, desain OPPO Reno8 Pro 5G juga terinspirasi dari kamera vintage dengan lensa binocular. Melalui desain rangkaian kamera yang unik dan inovatif, OPPO ingin memberikan pernyataan yang kuat bahwa kamera belakang OPPO Reno8 Pro 5G memiliki beragam fitur canggih yang dapat diandalkan serta mampu menghasilkan foto maupun video bagus dan bergaya sinematik.
Aksen sinematografi yang kental juga hadir dalam penyusunan kamera serta Ring Flash dengan menggunakan komposisi Golden Ratio yang biasanya digunakan dalam dunia fotografi. Untuk itulah OPPO menempatkan tiga kamera belakang dan Ring Flash tepat di bagian kiri atas dengan porsi perbandingan Golden Ratio 0,618:1 untuk memberikan keindahan pada bodi belakang OPPO Reno8 Pro 5G.