Ini Tiga Skill yang Dibutuhkan untuk Jadi “Mompreneurs” Sukses ala Orami

Orami, sebuah platform parenting yang dikenal lewat e-commerce produk Ibu & Bayi serta layanan konten dan komunitas parenting meluncurkan program School of Community yang diawali dengan seri Digital Mompreneur. Orami School Of Community adalah tempat dimana para Ibu dapat mengikuti serangkaian aktivitas. Aktivitas ini seperti pembelajaran, praktik, dan pendampingan seputar community management, entrepreneurship dan program pengembangan diri lainnya. Program ini bermisi mendukung para ibu agar semakin bisa membawa dampak dan perubahan positif untuk keluarga. Dan tentunya bagi masyarakat yang lebih luas.

Mompreneur sendiri adalah sebutan untuk para ibu yang mengurus rumah tangga dan menjadi wirausaha. Sejauh ini, Orami School of Community sudah diadakan sebanyak 2 batch. Program sudah diikuti oleh total 500+ Mompreneur yang telah diseleksi dari ribuan pendaftar. Sesi Orami School of Community diadakan secara daring dan tidak dipungut biaya. Setidaknya 80% pesertanya merupakan para Mompreneur skala kecil sampai menengah dengan jenis usaha yang bervariasi. Contohnya seperti reseller kebutuhan anak, fashion anak dan dewasa, dan produk makanan rumahan. Selebihnya adalah usaha-usaha seperti jasa titip (jastip) dan kuliner.

Berikut tiga practical skill utama yang dibutuhkan oleh seorang Mompreneur seperti yang dipaparkan di sesi Orami School of Community seri Digital Mompreneur:

1. Kemampuan Networking dan Membaca Tren Pasar

  • Mompreneur harus terus mengasah kemampuan mengenali peluang usaha, salah satunya dengan memahami skill sendiri serta mampu melakukan tes pasar.
  • Giat melakukan networking dari komunitas terdekat dengan memanfaatkan jaringan pertemanan sesama Ibu yang solid.

2. Kemampuan Promosi dengan Digital Marketing

  • Memperluas wawasan soal tips dan trik berjualan via marketplace.
  • Mompreneur juga harus mau belajar menerapkan Search Engine Optimization (SEO) di halaman produk dan toko.
  • Sangat penting juga untuk mengoptimalisasi penjualan dengan beriklan secara digital, baik itu iklan di marketplace terkait ataupun iklan di media sosial.

3. Kemampuan Marketing via Media Sosial

  • Bangun reputasi dengan membuka akun pada kanal media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan WhatsApp.
  • Menggunakan strategi promosi tanpa biaya seperti barter/endorsement. Mompreneur bisa memulainya dari nano-influencers yang ada di lingkaran terdekat
  • Aktif berinteraksi dengan audiens dan konsumen untuk membangun engagement dan loyalitas.

“Selama pandemi, tingkat partisipasi kerja sangat rendah. Kesempatan kerja yang semakin sedikit, banyaknya Ibu yang meninggalkan pekerjaannya karena tidak adanya support system serta tingginya rasio perceraian menjadikan entrepreneurship sebagai solusi yang dipilih para Ibu agar tetap dapat memiliki penghasilan. Karena itulah di tahun ini kami ingin fokus membesarkan komunitas Mompreneurs Orami. Kami percaya, ketahanan ekonomi merupakan faktor penting untuk mendukung ketahanan keluarga,” tutur Bunga Mega, Head of Community Orami.

Topik dalam School of Community Orami

Topik yang akan dibagikan School of Community Orami tidak hanya mencakup topik basic entrepreneurship saja namun nantinya juga akan ada topik-topik seputar Community Building & Management serta Self Development. Yang jelas, semua topik belajar yang disajikan berfokus untuk mendukung Ibu agar lebih mampu berdaya secara ekonomi dan menjadi entrepreneur yang handal dan melek digital.

“Lebih dari sekadar kemampuan bisnis, Mompreneur perlu juga dukungan secara mental karena cenderung memiliki lebih banyak tantangan baik secara struktural maupun sosial. Mereka harus membagi peran antara mengurus rumah tangga, membesarkan anak, dan mengurus usahanya. Bentuk dukungan-dukungan seperti inilah yang menurut kami tidak bisa ditemukan di komunitas wirausaha lain, sesuatu yang hanya dapat dimengerti sesama ibu juga,” lanjut Bunga.

Umumnya, kendala-kendala yang dihadapi oleh para Mompreneurs ini adalah kurangnya akses terkait channel promosi yang relevan, masalah modal usaha, sourcing produk, sampai kurangnya dukungan dari keluarga.

Motivasi dan alasan para ibu ini menjadi Mompreneur pun bervariasi. Berdasarkan data yang dihimpun dari anggota komunitas Orami, beberapa alasannya seperti: Aktualisasi diri, ingin menambah pendapatan namun dengan waktu yang fleksibel, membantu perekonomian keluarga, hingga ingin mengasah skill kepemimpinan dan juga karena ingin mengembangkan hobi.

Bagikan Berita :