AI Trainer, Profesi yang Diprediksi Akan Dicari Banyak Perusahaan di Masa Depan

Saat ini berbagai profesi baru mulai bermunculan seiring dengan perkembangan jaman. Banyak sekali industri serta pekerjaan yang belum ada 10 tahun yang lalu, namun sekarang tengah diminati. Bahkan beberapa diantaranya sangat dicari oleh berbagai perusahaan terutama yang berbasis teknologi. Salah satu profesi yang sedang naik daun adalah Pelatih Kecerdasan Buatan atauArtificial Intelligence (AI) Trainer. Apa itu AI Trainer dan apa saja tugasnya? Yuk mari kita simak!

Industri eCommerce saat ini merupakan salah satu industri yang berkembang pesat dalam hal teknologi. Berbagai inovasi dilakukan para pemain di industri eCommerce agar pelanggan mendapatkan pengalaman berbelanja online yang nyaman dan aman. Salah satu eCommerce terbesar di Asia Tenggara, Lazada, tidak hanya berkomitmen untuk menyediakan produk-produk berkualitas bagi konsumen. Perusahaan ini juga melakukan berbagai inovasi teknologi, baik untuk sisi operasional bisnis maupun untuk memberikan layanan konsumen.

Sebagai perusahaan yang mementingkan kepuasan pelanggan, Lazada turut mengedepankan inovasi dalam kategori ini. Caranya dengan menciptakan layanan konsumen berupa chatbot, yang disebut denganCustomer Lazada Engagement Officer atau CLEO. CLEO selalu tersedia 24/7 untuk membantu menjawab pertanyaan konsumen. Lazada mengembangkan kecanggihan Artificial Intelligence(AI)CLEO untuk mengoptimalkan pelayanan dan memberikan respon yang cepat dan tepat untuk konsumen. Selain untuk konsumen, Lazada juga mengembangkan chatbot bernama ADA, khusus untuk menjawab pertanyaan dari seller.

Namun sebagaimana layaknya kecerdasan buatan, demi mengikuti perkembangan, bot-pun perlu dilatih secara terus menerus agar dapat tetap relevan. Oleh karena itu, sebagai bagian dari timcustomer care, Lazada memiliki tim khusus AI Trainer. Tim ini memiliki tugas melatih teknologi AI agar chatbot dapat menjawab berbagai pertanyaan, permintaan dan kebutuhan konsumen. Tentunya dengan tingkat akurasi dan kecepatan yang tinggi, namun tetap memiliki sentuhan ‘manusiawi’. Peran penting ini mendorong tim AI Trainer di Lazada untuk memiliki kemampuan menjadi pencari solusi yang strategis. Mereka harus memiliki pemahaman yang baik akan proses pembelian baik dari sisi konsumen dan seller, juga pemahaman tentang produk-produk yang ada di Lazada.

Ferry Kusnowo, Chief Customer Officer Lazada Indonesia mengatakan, “Di Lazada, profesi AI Trainer benar-benar menjadi bagian penting dari operasional kami. Performa AI dalam layanan konsumen diukur dari tingkat penyelesaian masalah atau Chatbot Resolve Rate (CRR). Saat ini Chatbot Resolve Rate Lazada cukup tinggi, lebih tinggi dari angka rata-rata di industri.”

Lalu, apa saja tugas dari seorang AI Trainer?

Felix Yuwono, Head of Artificial Intelligence (AI), Lazada Indonesia mengungkapkan pentingnya peran AI Trainer serta keahlian apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang AI Trainer. “Di industri yang serba digital seperti sekarang, banyak sekali pintu yang terbuka untuk berbagai profesi baru termasuk AI Trainer. Profesi ini bertugas melatih kecerdasan buatan agar dapat optimal dalam melakukan tugasnya. Teknologi AI Lazada dikembangkan untuk dapat memahami pertanyaan konsumen dan memberikan respon jawaban yang cepat dan tepat.”

“Peran AI Trainer menjadi penting karena harus dapat membentuk karakter kecerdasan buatan agar dapat memahami berbagai ragam gaya bahasa yang digunakan dan membantu memahami pertanyaan konsumen yang berbeda-beda termasuk pengenalan gaya bahasa, bahasa daerah, bahasa sehari-hari, dan singkatan-singkatan ala jaman now. Setiap hari seorang AI Trainer bertugas menganalisa jawaban yang diberikan dan ‘mengajari’ Chatbot untuk mengenali bahasa yang beragam dan memberikan jawaban yang solutif dengan bahasa yang mudah dipahami,” ujar Felix.

Seorang AI Trainer tidak Melulu Harus Canggih

Seorang AI Trainer tidak melulu harus canggih, terutama dalam membuat program komputer. Tetapi juga harus memiliki kemampuan analisa dan kreativitas untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang kompleks. AI Trainer perlu benar-benar memahami apa yang ditanyakan dan apa yang menjadi masalah bagi konsumen. Mereka juga harus mengecek data, memberikan solusi terbaik, melatih chatbot, mengimplementasikan solusi tersebut, dan melihat apakah solusi tersebut berdampak bagi konsumen atau tidak. AI Trainer juga harus dapat mengamati tren terkini dan kekinian, mengenali perubahan gaya bahasa termasuk gaya percakapan dan istilah slang terkini, serta memperbaharui program AI sesuai dinamika yang ada.

Dengan berbagai keahlian serta pengetahuan baru yang didapatkan dalam menjalani proses pengembangan chatbot ini, mereka pun dapat memperdalam spesialisasi mereka di bidang AI.

“Menjadi bagian dari tim AI mendorong saya dan tim untuk terus memahami, mencermati, dan mempelajari, apa yang menjadi kendala bagi konsumen dan bagaimana memberikan solusi yang terbaik. Seiring teknologi kita yang terus berkembang dan bergerak maju, sumber daya manusia pun juga harus bisa mengikuti berbagai inovasi digital yang terkini. Chatbot memang tidak akan pernah menggantikan manusia, namun dapat membantu menjawab pertanyaan yang repetitif. Ketika chatbot harus memecahkan masalah yang kompleks, saat itulah kreativitas dan pemikiran analitis seorang AI Trainer dalam melatih dan mempersiapkan chatbot memainkan peran yang sangat penting. Generasi muda Indonesia yang tertarik menekuni dunia digital, bisa menggali profesi AI Trainer lebih lanjut, tentu dengan menjaga pemahaman bahwa sisi humanis, serta kemampuan problem solving dengan kreativitas dan kemampuan analisa kita tetap diperlukan dalam profesi ini seperti halnya profesi lainnya,” tutup Felix.

Bagikan Berita :