Kolaborasi Fintech dan e-Commerce Mampu Tingkatkan Transaksi Penjualan

Kolaborasi fintech dan e-commerce yang semakin solid juga terbukti mampu meningkatkan nilai rata-rata pembelian dan frekuensi transaksi. Kredivo, sebagai platform kredit digital yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan telah bermitra dengan lebih dari 1000 merchant tanah air mencatat penggunaan Kredivo meningkatkan nilai rata-rata pembelian merchant hingga 50%. Selain itu, frekuensi transaksi pada merchant yang menggunakan Kredivo menjadi empat (4) kali lebih sering dalam setahun. Peningkatan ini lebih baik dibandingkan user yang menggunakan metode pembayaran lain.

General Manager Kredivo Indonesia – Lily Suriani menjelaskan, “Kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi dalam berbelanja online mendorong inovasi pembayaran digital. Kemudahan akses serta opsi pembayaran secara berkala yang ditawarkan fintech diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat. Dengan begitu, ini menjadi stimulus pemulihan ekonomi nasional, terlebih di tengah pemberlakuan PSBB di ibukota. Oleh karena itu, kolaborasi inovasi e-commerce dan fintech harus terus ditingkatkan guna membangun ekosistem digital yang semakin solid.”

Lebih lanjut, dengan adanya pergeseran kebiasaan masyarakat dari belanja offline menjadi online, menjadi krusial bagi para pelaku industri untuk menyesuaikan strategi bisnis dengan pola perilaku konsumen. Hal ini dapat membantu mereka dalam meningkatkan nilai transaksi sekaligus membantu laju pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di tengah pandemi.

Salah satu contohnya, seperti yang ditemukan oleh riset Kredivo dan Katadata Insight Center, bahwa pengaruh gender dalam hal loyalitas maupun rata-rata transaksi. Sebanyak 33% konsumen perempuan cenderung bertahan di satu marketplace dibandingkan konsumen pria yang hanya sebesar 15%. Namun, di sisi lain, perempuan memang lebih sering berbelanja, tetapi pria mengeluarkan uang lebih banyak. Rata-rata transaksi perempuan dalam satu tahun mencapai 26 kali, lebih tinggi dari pria, yaitu sebanyak 14 kali. Namun dalam hal nilai transaksi, pria mengeluarkan uang 83% lebih banyak dalam satu kali transaksi dibandingkan perempuan.

Selain itu, meskipun e-commerce masih didominasi oleh pengguna milenial, pemain bisnis perlu memperhatikan kelompok umur dimana terdapat perbedaan selera antara konsumen tua dan muda. Riset yang sama mencatat bahwa semakin tua, konsumen semakin sering membeli kebutuhan rumah tangga. Proporsi konsumen di atas 25 tahun dan pendapatan di atas Rp 5 juta yang membeli produk peralatan rumah tangga lebih tinggi dibanding kelompok umur dan pendapatan lainnya. Terlebih di masa pandemi ini. Kredivo juga mencatat peningkatan frekuensi pembelian di e-commerce pada Semester 1 2020. Peningkatan ada di kategori home appliances, disamping barang-barang pokok dan barang hobi lainnya.

Pentingnya Jalinan e-Commerce dan Fintech

Kolaborasi antara e-commerce dan fintech semakin penting. Penggunaan inovasi pembayaran digital oleh merchant mampu memberikan kemudahan akses. Dan, opsi pembayaran berkala diharapkan mampu untuk turut menjaga daya beli masyarakat. Guna terus meningkatkan pertumbuhan transaksi di e-commerce, Kredivo juga memiliki fitur Zero-click Checkout. Fitur ini memungkinkan checkout mulus tanpa hambatan dan tetap cashless dari rumah. Selain itu, ada juga pembayaran berkala berupa Paylater hingga 12 bulan. Proses registrasinya juga mudah, yaitu dengan e-KYC dalam bertransaksi online. Hal ini menjadi salah satu stimulus yang tepat untuk turut mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional.

“Di tengah upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, fokus kami adalah memberikan kemudahan akses dan fleksibilitas pembayaran guna terus menjaga pertumbuhan transaksi para merchant. Dengan checkout & pinjaman e-commerce (POS financing) yang instan, Kredivo sudah terbukti membantu merchant menaikkan nilai rata-rata pembelian atau Average Order Value (AOV) serta frekuensi transaksi. Kami juga senantiasa mengedukasi konsumen untuk tetap bijak berbelanja di e-commerce dengan menerapkan bunga rendah disertai prinsip responsible lending,” tutup Lily.

Bagikan Berita :