Lewat Smartwatch WISH, UMG IdeaLab Tingkatkan Deteksi Dini Covid-19

UMG IdeaLab terus berupaya mengembangkan peran teknologi 4.0 dalam berbagai lini kehidupan. Termasuk dalam bidang kesehatan dengan aplikasi yang dapat memitigasi pandemi Covid-19 yang telah berjalan mendekati setahun. Di tengah terus meningkatnya angka positif Covid-19 di Tanah Air, UMG IdeaLab hadirkan smartwatch WISH. Ini merupakan jam tangan pintar dari Widya Imersif Teknologi (Widya Imersif). Jam ini mampu memantau kesehatan pribadi pengguna dan mendeteksi Covid-19. Smartwatch ini terintegrasi dengan startup ProSehat dan Widya Analytics sebagai bagian ekosistem startup UMG IdeaLab.

Jam ini bisa menjadi salah satu solusi pandemi Covid-19. Smartwatch WISH (Widya Smart and Health Watch) mengusung teknologi kecerdasan artifisial dan IoT yang memudahkan penggunanya memonitor kesehatan diri. Menggunakan material kerangka Zine Alloy (Vaccum Plating), smartwatch ini dibekali banyak fitur. Fitur-fiturnya mampu mengukur suhu tubuh, detak jantung, kadar oksigen darah, dan tekanan darah. Selain itu, jam ini juga dapat mengukur kadar kolestrol dan gula darah, tingkat stress, geofencing, pemantauan jam tidur, hingga statistik aktivitas.

Deteksi ini akan diterjemahkan melalui fitur analisis dan statistik laporan kesehatan pribadi pengguna. Laporan akan tersimpan di fitur rekaman medis pribadi (personal health record). Catatan medis pribadi ini dapat diakses melalui ponsel pintar melalui koneksi bluetooth serta akan terintegrasi dengan layanan aplikasi healthtech ProSehat.

Tidak hanya itu, WISH juga dibekali teknologi untuk mendeteksi kecenderungan reaktif Covid-19 penggunanya. Caranya melalui tahapan empat parameter yakni suhu tubuh, detak jantung, kadar oksigen darah, dan analisa citra lidah atau TCM. Tak ketinggalan, fungsi jaga jarak terhadap pengguna yang reaktif Covid-19 turut melengkapi fitur geofencing. Jam pintar ini memiliki daya hidup baterai hingga tujuh hari ini.

“Smartwatch WISH ini bisa dipakai oleh semua kalangan. Jika ada pengguna lain dengan suhu tubuh abnormal di radius 30 meter, fitur geofencing pada WISH menandai dengan titik merah, sehingga pengguna dapat lebih waspada dengan area tersebut dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan,” jelas Managing Partner UMG IdeaLab Kiwi Aliwarga.

Kiwi adalah pendiri UMG IdeaLab, perusahaan pusat inovasi teknologi 4.0 di Indonesia pada tahun 2015 dan merupakan anak perusahaan UMG Myanmar. Melalui UMG IdeaLab, Kiwi membangun beberapa startup yang bermisi untuk memberikan solusi dari berbagai persoalan di negeri ini melalui sentuhan teknologi sekaligus menjawab tantangan revolusi industri 4.0.

Lahirkan Startups Inovatif

Hingga Desember 2020, UMG IdeaLab memiliki portofolio lebih dari 30 startups Indonesia. Startup ini dinilai inovatif dan memberikan solusi untuk negeri ini. Upaya UMG Idealab untuk fokus ke startups Indonesia ditunjukkan secara serius melalui seed funding kepada para startup tersebut. Selain di Indonesia, UMG juga telah mendanai startups di Myanmar, Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Yudistira Saptoaji, COO Widya Imersif Teknologi, startup berbasis di Yogyakarta yang meluncurkan smartwatch WISH, menambahkan, semua pihak perlu terus meningkatkan kesehatan diri – dengan disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun – untuk mendukung upaya pemerintah dalam memerangi pandemi yang sudah berjalan sembilan bulan ini. Informasi tentang jam pintar WISH dapat diakses di kanal YouTube https://youtu.be/aO6IPr_0vxo.

“Selain memiliki fitur dan fungsi kesehatan yang lengkap, smartwatch WISH kami targetkan dapat menjadi solusi teknologi yang dapat membantu penggunanya untuk mendeteksi dini dan meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap pandemi Covid-19,” ujar Yudistira.

UMG IdeaLab dan Widya Imersif juga telah beraudiensi dengan Kantor Staf Kepresidenan (KSP) untuk membahas penanganan pandemi Covid-19 melalui produk berbasis AI dan IoT, sekaligus mempresentasikan smartwatch WISH. Rapat koordinasi tersebut dihadiri Kepala Staf KSP Jenderal (Purn.) Dr. H. Moeldoko dan dihadiri perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Kemenristek, dan BNPB di kantor KSP Kompleks Istana Kepresidenan pada bulan September.

“Dari sisi penggunaan oleh komunitas, tim Paspampres masih bisa, cocok untuk menggunakan alat ini, menurut pandangan saya,” tanggap Kastaf Moeldoko seusai presentasi bersama oleh Patrick Simamora dan Alwy Satriatama, co-founder Widya Indonesia.

Turut hadir di rakor ini secara virtual, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr. Achmad Yurianto yang menilai smartwatch WISH adalah solusi teknologi yang dapat membantu setiap individu untuk secara lebih obyektif mendapatkan data kesehatan tentang diri mereka sendiri.

Bagikan Berita :