Lestarikan Terumbu Karang, AquaNest Luncurkan Coral Foster Parent Experience

AquaNest merupakan salah satu pengelola spot water ecotourism yang berada di Tanjung Benoa, Bali. Pada tanggal (10/6), AquaNest resmi meluncurkan Coral Foster Parent Experience bagi masyarakat umum. Coral Foster Parent Experience adalah sebuah pengalaman menyelam yang akan melibatkan masyarakat dalam kegiatan restorasi dan konservasi ekosistem terumbu karang. Program ini merupakan satu-satunya yang bersifat komersil dan terbuka untuk umum dengan mengangkat asuh anak karang tersertifikasi dari Mari Culture di Indonesia.

AquaNest memilih Kawasan Tanjung Benoa untuk kegiatan Coral Foster Parent Experience ini, karena mereka mengelola tempat tersebut yang akan menjadi salah satu coral base Indonesia. Dengan tujuan, untuk kegiatan restorasi dan pelestarian ekosistem terumbu karang. Tidak hanya itu, acara ini diselenggarakan oleh AquaNest dengan fokus untuk mengedukasi masyarakat dan agar masyarakat luas aktif dalam kegiatan konservasi laut atau lingkungan.

“Selama ini kegiatan konservasi hanya dilakukan oleh pemerintah dan non-government organization saja. Melalui program Coral Foster Parent Experience, masyarakat bisa ikut terlibat dalam upaya pemulihan dan konservasi ekosistem terumbu karang serta laut Indonesia, selain merasakan pengalaman kegiatan wisata air yang populer di Bali,” ucap Dirga Adhi Putra Singkarru, CEO, AquaNest Experience.

Indonesia terletak di kawasan maritim tropis yang menjadi rumah bagi 569 jenis atau 67% dari 845 total spesies karang dunia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan areal terumbu karang di Indonesia, yang sempat menyentuh 2,5 juta hektare (2018), berkurang jadi hanya 1,7 juta hektare lebih, dengan kondisi rusak sebanyak 16,32 persen.

Berdasarkan survei pada tahun 2005, yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Bersama dengan Laboratorium Geomorfologi dan Manajemen Pantai (LGMP) Universitas Hasanuddin, untuk wilayah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, tercatat sebanyak 13 wilayah penyebaran terumbu karang. Namun kerusakan ekosistem terumbu karang ditemukan di 9 wilayah, yaitu Tanjung Ujung Dato, Pulau Karamassang, Pulau Pasir/Gusung Toraja, Ujung Labuan, Pulau Karama, Palippis, Taka Killing, Pulo Panampeang dan Timur Pulau Battoa. Salah satu faktor kerusakan pada terumbu karang antara lain disebabkan oleh penggunaan bahan peledak, racun dan pengambilan karang sebagai bahan pondasi rumah.

Selain akibat manusia dan segala kepentingan pribadinya, perubahan suhu lingkungan juga berakibat pada pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun 1998 yang telah berakibat pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Saat itu, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3°C di atas suhu normal.

Musuh besar dalam upaya melestarikan terumbu karang salah satunya adalah sampah plastik. Diperkirakan setiap tahunnya laut Indonesia mendapat kiriman 70-80 persen sampah plastik bekas konsumsi manusia, dengan jumlah sekitar 480 ribu – 1,29 juta ton sampah yang masuk ke laut dan pesisir. Penelitian mendapati bahwa terumbu karang yang tertutup oleh sampah plastik dapat mati karena menghambat terumbu karang terkena sinar matahari agar dapat tumbuh.

“Saya ingin mengajak masyarakat Polewali Mandar, tempat saya ingin berkontribusi untuk masyarakat, bangsa, dan negara, mengembangkan praktik perikanan yang lebih bertanggung jawab untuk memulihkan kondisi terumbu karang. Sebab biar bagaimana pun, pemulihan terumbu karang akan sangat berdampak positif pada sektor perikanan tangkap di mana wilayah ini memiliki potensi perikanan tangkap yang besar, bahkan berkontribusi hingga 40,54 persen terhadap perikanan tangkap Sulawesi Barat, serta laju pengembangan pariwisata baharinya,” Ucap Dirga Adhi Putra Singkarru.

Terumbu karang dinilai sangat vital bagi kehidupan biota laut dan potensial bagi industri pariwisata, restorasi terumbu karang patut menjadi salah satu prioritas banyak pihak di Indonesia, termasuk Asosiasi Koral, Kerang, dan Ikan Hias Indonesia (AKKII) sebagai beberapa stakeholder yang memiliki kepentingan dengan kelestarian dan kelangsungan hidup biota laut juga terumbu karang di Indonesia.

Hasil banyak pihak

Acara Coral Foster Parent Experience bekerjasama dengan beberapa stakeholder lain termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), misalnya, AKKII telah memberikan pelatihan kepada warga Bali untuk merestorasi terumbu karang melalui pembangunan kebun karang di bawah program ICRG (Indonesia Coral Reef Garden) salah satunya di kawasan Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali.

AquaNest Experience sebagai ‘one stop’ water adventure experience dan diving course untuk semua kalangan dan usia (termasuk anak-anak dengan pengawasan orang tua), melangkah lebih jauh dengan meluncurkan paket wisata Coral Foster Parent Experience. Dengan layanan baru ini, AquaNest Experience kini memberikan peluang tak terbatas kepada siapa saja untuk healing di Bali sekaligus berkontribusi dalam penyelamatan terumbu karang.

Semua kalangan masyarakat dapat merasakan pengalaman ini dengan datang ke AquaNest Experience berlokasi di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali, dengan membeli paket mulai dari Rp750 ribu. Dilanjutkan dengan merasakan experience Discover Scuba Diving atau diwakilkan jika memiliki fobia terhadap penyelaman. Setelah itu, mereka akan dipandu oleh instruktur untuk melakukan prosesi transplantasi anak karang dari indukannya di kedalaman 0 sampai 5 meter. Setelah transplantasi, dilanjut dengan melakukan planting di area penanaman anak karang yang terpisah.

Anakan karang yang baru ditanam akan diberikan tagging berisi nama anakan karang dan nama orang tua asuh. Setelah penanaman, wisatawan yang telah menjadi orang tua asuh itu akan mendapatkan sertifikat, dan disarankan untuk menjenguk anak asuhnya dalam jangka waktu 6 bulan sampai satu tahun setelah penanaman.

AquaNest menjamin tingkat keberhasilan pada penanaman anak karang ini mencapai 99 persen. Kecuali adanya force majeure yang tak diinginkan, seperti gempa bumi bawah laut, ocean warming, atau sesuatu yang bersifat alami, sangat kecil kemungkinannya anakan itu gagal tumbuh dan berkembang

“Coral Foster Parent Experience ini telah menempatkan AquaNest sebagai one stop water adventure solution bagi siapapun yang berkunjung ke Bali dan menikmati kesempatan tak terbatas untuk go healing and make the coral smiling. Kami berharap program restorasi atau pemulihan ekosistem terumbu karang yang rusak melalui program orangtua asuh karang yang kami lakukan di AquaNest bisa diterapkan di wilayah-wilayah lain di Indonesia sehingga restorasi terumbu karang di Indonesia semakin luas dan devisa negara dari wisata bahari semakin meningkat.” ucap Dirga Adhi Putra Singkarru.

Penulis: Aldi

Bagikan Berita :