Sukses Terima Vaksinasi Tahap Kedua, Pengemudi Bluebird Group Siap Berikan Layanan Terbaik

PT Blue Bird Tbk bersama dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah berhasil melaksanakan vaksinasi kepada 1500 orang. Mereka ini terdiri dari lansia dengan KTP maupun berdomisili di DKI Jakarta dan juga pengemudi Bluebird Group. Ini bagian dari penerimaan dosis vaksin kedua di Pool Bluebird Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur.

Langkah ini dilakukan oleh PT Blue Bird Tbk sebagai kepedulian perusahaan terhadap sisi kemanusiaan khususnya lansia, serta peranan aktif dalam mendukung pemerintah guna mempercepat proses vaksinasi. Di sisi lain, program vaksinasi ini menjadi semangat baru bagi pengemudi Bluebird Group dalam memberikan layanan mobilitas terbaik kepada masyarakat. Penerimaan vaksin yang kedua ini merupakan rangkaian dari kegiatan vaksinasi sebelumnya. Lansia dan pengemudi Bluebird Group telah mendapatkan suntikan vaksin pertama pada 5 dan 6 Maret 2021 dengan menggunakan sistem drive thru.

Fasilitas Mini ICU dan Tempat Observasi

Yang tidak kalah penting, Bluebird bersama dengan Kemenkes dan Dinkes DKI Jakarta menghadirkan fasilitas Mini Intensive Care Unit (ICU). Fasilitas ini tersedia di Pool Bluebird Sutoyo sebagai lokasi vaksin. Ini penting guna memastikan proses dari vaksinasi berjalan dengan lancar. Dengan kehadiran dari para Lansia sebagai peserta penerima vaksin, kehadiran Mini ICU menjadi fasilitas pendukung selain tersedianya fasilitas lain seperti tempat observasi bagi peserta yang baru menerima suntikan vaksin. Kehadiran fasilitas kesehatan yang memadai serta dukungan dari tenaga kesehatan menunjukkan komitmen nyata dari perusahaan dalam berperan aktif mempercepat program vaksinasi bagi masyarakat Indonesia.

Pasca vaksinasi dosis pertama maupun kedua, pengemudi Bluebird Group langsung diarahkan untuk kembali ke tempat peristirahatan masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar pengemudi dapat beristirahat dan mendapatkan fisik yang prima keesokan harinya dalam melayani para pengguna jasa Bluebird Group.

Pengalaman Pengemudi Bluebird Group

Hamdan, pengemudi Bluebird yang termasuk sebagai salah satu pengemudi yang divaksin, bercerita pengalamannya dalam mengikuti program vaksinasi secara drive-through. “Rasa antusiasme saya untuk mengikuti program vaksinasi tumbuh sejak awal mengetahui bahwa perusahaan sedang melakukan pendataan calon penerima vaksin. Pada saat pelaksanaan, prosesnya sangat tertata dan cepat mulai dari registrasi, cek tensi, dan vaksinasi. Setelahnya, kita harus menunggu 30 menit untuk observasi,” ungkap Hamdan.

Pengemudi Bluebird yang sudah engkap menerima vaksin, siap berikan layanan terbaik

Hamdan melanjutkan ceritanya mengenai persiapan dalam menerima vaksin. Ia mengungkapkan, tubuh yang fit merupakan inti dari keberhasilan vaksinasi. “Saat pelaksanaan vaksinasi, tensi darah harus stabil jadi saya mengatur pola istirahat dan makan dengan baik. Syukur alhamdulillah, saya melewati vaksinasi dosis pertama dan kedua tanpa hambatan. Saya bersyukur bisa berhasil memenuhi syarat vaksinasi, termasuk didukung berkat kedisiplinan diri yang kuat dan ketegasan protokol kesehatan yang diterapkan di Bluebird Group,” kata Hamdan.

Di satu sisi, Tito – pengemudi Silverbird bercerita sedikit kendala yang dialami pada saat proses vaksinasi dosis pertama, karena tensinya sempat melebihi batas yang dianjurkan. Ia mengatakan hal tersebut terjadi karena gugup. “Saya sempat gugup saat pertama kali akan menerima dosis pertama vaksin. Saat mengetahui tensi saya tinggi, petugas langsung mengarahkan saya ke tenda dan membantu saya menenangkan diri. Berbekal semangat untuk memberikan layanan terbaik dan dukungan dari petugas, setelah dua kali 15 menit saya menunggu dan cek tensi ulang, tensi saya kembali normal dan dapat berlanjut ke proses penyuntikan vaksinasi,” ujar Tito.

Hamdan dan Tito sependapat, mereka merasa bertanggung jawab untuk menjadi komunikator dalam menjelaskan program vaksinasi kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat semakin memahami proses vaksinasi. Selain itu menurut mereka, vaksinasi bukan akhir dari penerapan protokol kesehatan.

Bagikan Berita :